0
komentar
Kesabaran Tanpa Batas
.
Kita Sering mendengar bahkan mengucapkan kata "SABAR", Sebenarnya apakah arti kata yang sering kita ucapkan ataupun kita dengarkan itu ?
Dalam arti luas SABAR adalah Suatu sikap menahan emosi dan keinginan, serta bertahan dalam situasi sulit dengan tidak mengeluh. Sabar merupakan kemampuan mengendalikan diri yang juga dipandang sebagai sikap yang mempunyai nilai tinggi dan mencerminkan kekokohan jiwa orang yang memilikinya.
Semakin tinggi kesabaran yang seseorang miliki maka semakin kokoh juga ia dalam menghadapi segala macam masalah yang terjadi dalam kehidupan. Sabar juga sering dikaitkan dengan tingkah laku positif yang ditonjolkan oleh individu atau seseorang. Dalam sebuah pernyataan pendek, dikatakan bahwa sabar itu "...seperti namanya, adalah sesuatu yang pahit dirasakan, tetapi hasilnya lebih manis daripada madu."
Dalam Pandangan Agama khusunya Agama Islam SABAR berasal dari kata “sobaro-yasbiru” yang artinya menahan. Dan menurut istilah, sabar adalah menahan diri dari kesusahan dan menyikapinya sesuai syariah dan akal, menjaga lisan dari celaan, dan menahan anggota badan dari berbuat dosa dan sebagainya. Itulah pengertian sabar yang harus kita tanamkan dalam diri kita. Dan sabar ini tidak identik dengan cobaan saja. Karena menahan diri untuk tidak bersikap berlebihan, atau menahan diri dari pemborosan harta bagi yang mampu juga merupakan bagian dari sabar. Sabar harus kita terapkan dalam setiap aspek kehidupan kita. Bukan hanya ketika kita dalam kesulitan, tapi ketika dalam kemudahaan dan kesenangan juga kita harus tetap menjadikan sabar sebagai aspek kehidupan kita.
Pandangan Islam Tentang Sabar
Setelah kita tahu tentang pengertian sabar maka kita pelajari tentang pandangan islam tentang sabar. Sesuai pandangan islam Sabar itu ada berbagai macam, antara lain :
- Sabar dalam menjalankan perintah Allah SWT
Menahan diri kita agar tetap istiqomah dalam menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT adalah bagian dari perintah Allah SWT. Kita harus tetap sabar menjalankan itu semua, karena Allah telah menjanjikan surga bagi hamba-Nya yang menjalankan perintah-Nya dengan baik sesuai syariat yang telah Allah SWT turunkan. Mulai dari shalat, zakat, puasa, dakwah, dan lain-lain. Itu semua harus kita jalani dengan sabar.
- Sabar dari apa yang dilarang Allah SWT
Tenar sekali salah satu lagu yang dinyanyikan oleh Raja Dangdut H.Rhoma Irama dimana ada sebagian liriknya yang berbunyi “mengapa semua yang asik-asik, itu diharamkan? mengapa semua yang enak-enak itu dilarang?” karena semua itu adalah memang godaan setan yang merayu kita dengan kenikmatan-kenikmatan dunyawi. Semua kenikmatan itu hanya semua, karena jalan yang ditunjukan oleh setan itu tidaklah berakhir kecuali di neraka. Dan kita sebagi umat Islam harus bersabar dari apa yang dilarang oleh Allah SWT. Yakinlah bahwa semua larangan itu pasti ada maksudnya. Tidaklah Allah SWT melarang kita untuk berbuat dosa, kecuali dalam dosa itu pasti ada sebuah kerugian yang akan didapat jika kita melakukannya.
- Sabar terhadap apa yang telah ditakdirkan Allah SWT
Jika ada salah satu dari kita ditakdirkan dengan kondisi fisik yang kurang, maka kita juga harus tetap bersabar. Karena bersabar dengan ketentuan Allah SWT merupakan salah satu dari macam sabar. Dan balasan lain dari sabar kita itu adalah surga. Rasulallah SAW bersabda: sesungguhnya Allah SWT berfirman“Jika hambaku diuji dengan kedua matanya dan dia bersabar, maka Aku akan mengganti kedua matanya dengan surga” (HR. Bukhori).
Semoga Allah SWT menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang sabar dalam menjalankan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, dan dari apa yang telah ditakdirkan-Nya. Dan kita harus tetap melatih sifat sabar ini dalam kehidupan kita sehingga nantinya kita akan dapat menyikapi semua aspek hidup ini dengan sabar. wallau’alam,
Orang berkata, “sabar ada batasnya”, “habis kesabaranku”, “sesabar-sabarnya orang, akhirnya tak tahan juga”. Apa atau dimanakah sebenarnya batas kesabaran yang dibenarkan dalam Islam? Apakah perkataan yang demikian itu dibenarkan dalam Islam?
Saat Rasûlullâh shallallâhu 'alaihi wasallam marah ketika mendapatkan kekeliruan besar yang dilakukan oleh sebahagian sahabat, apakah bererti beliau telah kehabisan kesabarannya? Tentu saja tidak. Begitu pula ketika beliau shallallâhu 'alaihi wasallam harus bangkit melakukan perlawanan terhadap musuh atas izin dan perintah Allâh Ta'âla. Justeru hal itu merupakan salah satu bentuk pendidikan kesabaran yang paling berharga.
Bersabar untuk marah, atau marah dalam kesabaran adalah perkara yang tidak mudah. Umumnya orang marah kerana memperturutkan hawa nafsu. Tetapi, tidak demikian dengan yang dilakukan Nabi shallallâhu 'alaihi wasallam dan yang beliau perintahkan kepada umatnya. Itulah yang disebut, marah karena Allâh Ta'âla, bukan karena memperturutkan hawa nafsu. Marah yang demikian adalah beban yang hanya akan terlaksana jika dilakukan dengan sabar. Seorang muslim yang tidak lagi marah melihat kemusyrikan, bid’ah dan kemaksiatan merajalela di muka bumi, sedikitnya merupakan orang yang tidak punya kecemburuan terhadap Islam. Dan ia termasuk orang yang tidak memiliki kesabaran untuk marah terhadap kemungkaran tersebut.
Sabar sesungguhnya merupakan salah satu ajaran Islam yang agung, namun sangat berat. Bersabar untuk marah, bersabar menahan amarah, bersabar untuk selalu istiqamah menapaki ajaran Islam sesuai dengan sunnah Nabi shallallâhu 'alaihi wasallam dan para sahabat, bersabar untuk tidak tergesa-gesa, bersabar untuk tidak menyimpang, bersabar untuk menjauhi larangan, maupun bersabar menerima musibah dari Allâh Ta'âla, semuanya merupakan perkara yang berat. Itulah sebabnya, orang yang sabar pasti selalu disertai oleh Allâh Ta'âla.
"Dan bersabarlah, sesungguhnya Allâh beserta orang-orang yang sabar."
(QS Al Anfal : 46)
Jika sabar bergabung dengan taqwa, maka tipu daya musuh, betapapun piawainya, tidak akan membahayakan.
"Jika kamu bersabar dan bertaqwa,nescaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allâh mengetahui segala apa yang mereka kerjakan."
(QS Ali Imran : 120)
Sabar mempunyai kedudukan yang tinggi dalam Islam. Seseorang akan memperoleh kedudukan sebagai pemimpin yang mulia di sisi Allâh Ta'âla, dan dapat menjadi panutan umat, manakala ia bersabar dan betul-betul meyakini ayat-ayat Allâh Ta'âla.
"Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpinyang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka bersabar, dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami."
(QS As Sajdah/32 : 24)
Diperlukan perjuangan yang sungguh-sungguh hingga seseorang boleh bersabar dan mengalahkan hawa nafsunya. Yang jelas, SABAR tidak ada batasnya. Dan jika kesabaran kita masih berbatas, mungkin kita masih belum memahami hakikat sebenarnya dari kata "SABAR".
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer